Sabtu, 17 November 2012

PERAN KAMMI DI KAMPUS


Bismillahirrohmanirrohim

Pendahuluan

            Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia atas nikmat beriman, berislam dan nikmat kesehatan, senantiasa mengharap ridhoNya untuk diberikan kekuatan dalam menjaga ukhuwah dan keistiqomahan di jalan dakwah ini. Shalawat terukir atas tegaknya islam dimuka bumi ini dengan upaya dan kemaslahatan yg dijunjung Nabi Muhammad SAW untuk menwujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘ alamin.
            Genap 13 tahun perjuangan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) sebagai salah satu penggerak dinamika politik di Indonesia semakin menunjukkan perbaikan dalam tatanan pengelolaan organisasi. Sejak 1998 dideklarasikan sebagai organisasi pergerakan mahasiswa berbasis ideologi islam, KAMMI yang saat itu mengusung perubahan tatanan sistem pengelolaan pemerintahan yang saat itu orde baru berkuasa tidak mampu bertahan atas krisis multidimensi. Dalam momentum Muktamar Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN) di Malang, KAMMI menjadi sebuah kekuatan yang seakan tak terpisahkan untuk saling sinergis dan akomodatif untuk memperjuangkan nilai-nilai dakwah menuju Indonesia yang madani.
            Sepuluh tahun awal KAMMI mengusung fase resistensi dan resolusi, dengan gebrakan awal pada medio ’98 bersama-sama front-front aksi mahasiswa yang menentang pemerintahan rezim orde baru, hingga menumbangkan dengan tidak sedikit pengorbanan yang diberikan. Begitu banyak saat itu perjuangan yang bersama-sama dilakukan, HMI dengan catatan sejarah yang dimilikinya, FKSMJ yang memotori senat se-Jakarta hingga Forum Kota yang dengan ideologi nasionalis ke”kiri” annya bergabung untuk tujuan yang sama, REFORMASI!!!.   Tibalah di fase selanjutnya yaitu, Rekonstruksi dan Kepemimpinan. Dua aspek pilihan dari tagform KAMMI untuk menguatkan peranan terbuka bagi para kader-kadernya untuk rakyat Indonesia. Pada kepengurusan al akh Rijalul Imam telah meletakkan dasar-dasar dalam politik peradaban. Pertanyaan selanjutnya pada kepengurusan selanjutnya, bagaimana usaha yang akan dilakukan merekonstruksi arah perjuangan yang nyata menuju perbaikan pengelolaan KAMMI secara internal dan memiliki dampak secara eksternal, Pertanyaan utamanya adalah bagaimana leading sector publik yang harus banyak dari kader masuk ke dalam sistem dengan wajah formal KAMMI maupun sebagai personal yang tetap membawa manhaj KAMMI di forum-forum lintas pergerakkan?.
            Keterlibatan KAMMI dalam menyikapi konstelasi politik kampus hari ini adalah dapat mengarahkan KAMMI sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam dinamika apapun yang melibatkan unsur mahasiswa dan kebijakan atasnya, baik didalam dan diluar kampus. Bukan berarti KAMMI tidak memiliki ladang amal yang pasca reformasi hilang begitu saja, seakan tidak ada lagi macan yang akan menerkam. Sehingga lambat laun muncul paradigma dinamika mahasiswa di beberapa kampus mulai tidak menunjukkan citra positif dalam demokrasi kemahasiswaan, dan nyata hal itu dekat dengan kita. Untuk itu sikap tegas dan kemampuan KAMMI membaca arah keinginan publik maupun pemegang kekuasaan kampus dalam menerjemahkan perjuangan yang perlu penyesuaian atas era yang berganti dan tanpa melupakan asas perjuangan yang belum tuntas agar dapat mengarahkan pemerintahan mahasiswa menuju pergerakan yang massif di masa lalu.


KAMMI dan Perjalanannya

            Sejalan dengan usia yang semakin matang dan semakin dikenal publik dengan sepak terjangnya. Izinkan saya menggambarkan perspektif KAMMI sebagai orang yang sebenar-benarnya belum mengetahui KAMMI secara mendalam. Dengan perspektif yang dangkal dan semoga bisa menemukan keberadaan KAMMI dalam Dauroh Marhalah maupun Dauroh tarqiyah lainnya.
            Sejak saya menyadari keberadaan KAMMI ada sebuah buku tentang perjuangan KAMMI pada saat 1998 yang memberikan dampak sangat luas dukungan bagi sebuah organisasi yang mampu dengan cepat menggalang kekuatan yang memberikan efek yang cukup menggetarkan pemerintahan. Tidak tahu alasan begitu tepatnya momentum KAMMI berdiri sebelum jatuhnya rezim yang bertahan selama 32 tahun. Melihat dari perspektif visi gerakan KAMMI dilandasi pemahaman akan realitas bangsa Indonesia dengan berbagai kemajemukannya, sehingga KAMMI akan bekerja untuk kebaikan dan kemajuan bersama rakyat, bangsa dan tanah air Indonesia. Visi ini menunjukkan makna Kesatuan Aksi yang digunakan pada dua kata pertama dari nama KAMMI kemampuan memahami realitas kemajemukan pemikiran yang berbeda, dengan gerak yang padu untuk menyatukannya bersama rakyat dengan Mahasiswa Muslim sebagai agen penggerak terdepan.
            Kekuatan inti KAMMI adalah kalangan mahasiswa pada berbagai stratanya yang memiliki komitmen perjuangan keislaman dan kebangsaan yang jelas dan benar, dari potongan visi pemilihan nama yang menunjukkan legitimasi KAMMI sebagai penghimpun agen-agen perubahan yang memiliki komposisi kepakaran yang mampu memberikan kontribusi di tingkat kepahaman gerak di masing strata-strata pendidikannya. Serta dengan mengedapankan nilai keislaman dan kebangsaan sebagai bukti komitmen sejatinya.
            KAMMI pada saat berdirinya mungkin berada ditengah-tengah organisasi yang lebih dahulu muncul, tetapi tidak menghalangi KAMMI dalam mengambil peran penting dalam era reformasi. Dengan kekuatan moral yang diemban dalam memotori gerakan para aktivis dakwah dengan jatuhnya nilai-nilai kebangsaan dan negarawan yang sejatinya memimpin bangsa ini.
            Perjalanan KAMMI mengawal sejak sebelum turunnya Soeharto hingga mengamankan hasil dari Sidang Istimewa yang memberikan sebuah pencerahan bagi publik dan berturut-turut hingga terselenggaranya Pemilu 1999 sebagai bentuk demokrasi kepartaian yang dimaknai secara terbuka dan semakin terasa dengan partisipasi partai politik pada masa itu. Hingga pada awal dari era Abdurrahman Wahid sebagai Presiden, KAMMI tetap mengambil peranan dalam bagian dari buffer politik yang saat itu cukup kondusif. Pada saat itu dengan lahirnya poros tengah sebagai proses eksistensi yang sudah lama bagi para pemimpin islam dalam menyatukan arah perjuangan ini, dengan komposisi kepemimpinan yang cukup didominasi tokoh pengusung reformasi.
            Seiring dengan perjalanan kepemimpinan Gus Dur yang kontroversial mengembalikan sikap kritis para Mahasiswa yang belum luntur berturut-turut hingga jatuhlah talak bagi Gus Dur, hingga Megawati Soekarnoputri yang naik meggantikan. Cerita panjang ini menorehkan catatan pribadi bagi KAMMI yang makin meluas dan memperkuat diri di pusat maupun daerah. KAMMI telah menunjukkan kemampuan adaptif dan revolusionernya dalam mengemban Gerakan berbasis moral, intelektual yang secara substansi digerakkan rasio-rasio pemikir bukan egoisitas dalam aksinya.

KAMMI hari ini, Siap Bertransformasi

            Sejarah telah menentukan KAMMI harus dan berperan menajdi pelopor kebangkitan bangsa dengan menjadi pemimpin Negara dan membentuk masyarakat yang madani. Sebagai rekonstruksi kearah sana KAMMI harus dapat menentukan agenda-agenda perbaikan dan perubahan yang secepatnya tanpa menunggu momentumnya.
            Membangun jejaring strategis dan sinergis adalah sebagai bentuk langkah lanjut rekonstruksi dari tahap awal yang telah dibangun. KAMMI harus mampu membangun fungsi-fungsi tawar kepada pemegang kebijakan yang berbobot dengan usaha-usaha mengimplementasi misi transformasi dan misi korektif dengan pendekatan kerja berupa kemampuan transformasi dengan gerakan penyadaran sosial-politik, penularan gagasan moral bangsa dan hak-hak asasi manusia alam islam yang dapat membangun peradaban bangsa. Kemudian KAMMI mengusung misi korektif yang mengedepankan pada berbagai kebijakan atau sikap yang menentukan hajat orang banyak.
            Secara eksternal, KAMMI harus mampu membina hubungan, membangun konsolidasi jejaring lintas gerakan. Secara utuh KAMMI membutuhkan SDM yang matang secara pemahaman, keilmuan dan kekokohan emosional dan semangatnya. Kemampuan kader KAMMI membuka ruang dengan tidak terpaku pada satu posisi akan mendukung peran KAMMI terhadap publik secara luas, pengenalan ideologi, penyebaran ideologi dan mengaktualisasikannya.
            Saat ini, gerakan intelektual dijadikan sebuah alasan besar bagi sebagian besar mahasiswa hingga para aktivis dakwah enggan menyebut dirinya dan mau terlibat dirinya dalam pergerakan yang lebih komprehensif. Karena pada dasarnya gerakan mahasiswa merupakan gerakan intelektual, gerakan moral, gerakan sosial, gerakan politik, gerakan massa, jadi harus seimbang dalam proporsi masing-masing karakter tersebut.
            Kemampuan gerak Mahasiswa tercermin dengan mampu membawa substansi Intelektualitas dalam karakter bergerak dengan rasio yang tercermin sebagai pemikir bukan rasio egoisitas yang dominan. Sehingga dalam kerjanya selalu perorientasi dalam pendekatan kerja bukan pendekatan berbasis pembenaran ego, dengan tujuan memberika solusi-solusi untuk perbaikan bangsa. Namun saat ini, gerakan intelektual dijadikan mainstream yang mengesampingkan karakter gerakan lain.

KAMMI di Kampus Airlangga       

            Situasi saat ini KAMMI Airlangga pasca Musyawarah Komisariat beberapa waktu lalu, dengan suksesi yang ditandai pergantian kepemimpinan sebagai bentuk perubahan arah gerak KAMMI dan Unair dalam satu tahun kedepan. Merefleksi setahun kemarin hingga pada hari ini dengan keinginan mengintegrasikan kembali KAMMI dan Kampus. Berkaca dari awal dilahirkannya KAMMI dan Kampus adalah satu kesatuan. Tetapi seiring perjalannya, LDK cenderung terlihat melepas diri dari agenda-agenda Dakwah Kampus yang berada diluar dengan padatnya agenda-agenda syiar di kampus. Tetapi hal itu semua tidak mutlak, faktor penentu utama adalah KAMMI sendiri yang tidak dapat melibatkan diri secara eksis di Kampus dan cenderung menjaga interaksi sebagai status yang disandang sebagai Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (ORMEK). Dari latar belakang dinamika yang terjadi sehingga tidak banyak kader KAMMI yang menyatakan dirinya secara terbuka ketika ORMEK lain dengan nyata-nyata mewakili kelompoknya.
            Peran keterbukaan terhadap pemahaman integrasi antara KAMMI dan siyasi kampus belum terlihat mulus, terutama beberapa fakultas yang secara dinamika pergerakannya tidak memiliki aktualisasi yang banyak dalam hal politik kampus seperti FKG, harus disadari mulai dari hari ini sangat penting untuk memiliki seorang kader dengan karakter yang ditempa sebagai kader KAMMI. BEM FKG dan Persatuan Senat Mahasiwa Kedokteran Gigi Indonesia dengan keadaan dinamika saat ini yang berkembang harus mampu memiliki pola pikir yang siap bersinggungan dengan lintas konsep-konsep berpikir dari gerakan maupun mainstream yang berbeda-beda.
            Dinamika saat ini, adalah bagaimana kader-kader KAMMI dengan keterbatasan dari peran ormawa, seharusnya memiliki tanggung jawab dalam penyelesaian krisis kepemimpinan mahasiswa, hingga saat ini berujung pada ketidakpastian dan pihak Rektorat justru semakin masuk ke ranah-ranah yang seharusnya tidak demikian dilakukan, seperti dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 155/U/1999 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi pada Pasal 6 berbunyi, “Derajat kebebasan dan mekanisme tanggung jawab organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi terhadap perguruan tinggi ditetapkan melalui kesepakatan antara mahasiswa dengan pimpinan perguruan tinggi dengan tetap berpedoman bahwa pimpinan perguruan tinggi merupakan penanggungjawab segala kegiatan di perguruan tinggi dan/atau yang mengatasnamakan perguruan tinggi”. Hal ini sangat tidak menguntungkan karena demi pengamanan pergerakan mahasiswa, kampus punya ranah-ranah untuk aktivitas organisasi mahasiswa tetap terpantau,. Kekhawatiran itu apakah mungkin bisa  ditepis dengan acuan setiap dari personal Aktivis Dakwah Kampus memiliki kompetensi siyasinya secara kuat dalam geraknya di Kampus. KAMMI diharapkan sebagai wadah yang saat ini dapat menyiapkan agenda rekonstruksi secara menyeluruh dan berperan dalam penyelamatan status Ormawa di tingkat Universitas Airlangga.
Wallahu ‘alam bis showab

 *disusun sebagai syarat mengikuti Dauroh Marhalah 1