Bismillahirrohmanirrohim
Pendahuluan
Alhamdulillah, Segala puji bagi
Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia atas nikmat beriman, berislam
dan nikmat kesehatan, senantiasa mengharap ridhoNya untuk diberikan kekuatan
dalam menjaga ukhuwah dan keistiqomahan di jalan dakwah ini. Shalawat terukir
atas tegaknya islam dimuka bumi ini dengan upaya dan kemaslahatan yg dijunjung
Nabi Muhammad SAW untuk menwujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘ alamin.
Genap 13 tahun perjuangan Kesatuan
Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) sebagai salah satu penggerak dinamika politik
di Indonesia semakin menunjukkan perbaikan dalam tatanan pengelolaan
organisasi. Sejak 1998 dideklarasikan sebagai organisasi pergerakan mahasiswa
berbasis ideologi islam, KAMMI yang saat itu mengusung perubahan tatanan sistem
pengelolaan pemerintahan yang saat itu orde baru berkuasa tidak mampu bertahan
atas krisis multidimensi. Dalam momentum Muktamar Forum Silaturahim Lembaga
Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN) di Malang, KAMMI menjadi sebuah kekuatan yang seakan tak
terpisahkan untuk saling sinergis dan akomodatif untuk memperjuangkan
nilai-nilai dakwah menuju Indonesia yang madani.
Sepuluh tahun awal KAMMI mengusung
fase resistensi dan resolusi, dengan gebrakan awal pada medio ’98 bersama-sama
front-front aksi mahasiswa yang menentang pemerintahan rezim orde baru, hingga
menumbangkan dengan tidak sedikit pengorbanan yang diberikan. Begitu banyak
saat itu perjuangan yang bersama-sama dilakukan, HMI dengan catatan sejarah
yang dimilikinya, FKSMJ yang memotori senat se-Jakarta hingga Forum Kota yang dengan
ideologi nasionalis ke”kiri” annya bergabung untuk tujuan yang sama,
REFORMASI!!!. Tibalah di fase
selanjutnya yaitu, Rekonstruksi dan Kepemimpinan. Dua aspek pilihan dari tagform KAMMI untuk menguatkan peranan
terbuka bagi para kader-kadernya untuk rakyat Indonesia. Pada kepengurusan al
akh Rijalul Imam telah meletakkan dasar-dasar dalam politik peradaban. Pertanyaan
selanjutnya pada kepengurusan selanjutnya, bagaimana usaha yang akan dilakukan merekonstruksi
arah perjuangan yang nyata menuju perbaikan pengelolaan KAMMI secara internal
dan memiliki dampak secara eksternal, Pertanyaan utamanya adalah bagaimana leading sector publik yang harus banyak
dari kader masuk ke dalam sistem dengan wajah formal KAMMI maupun sebagai
personal yang tetap membawa manhaj KAMMI di forum-forum lintas pergerakkan?.
Keterlibatan KAMMI dalam menyikapi konstelasi
politik kampus hari ini adalah dapat mengarahkan KAMMI sebagai bagian yang tak
terpisahkan dalam dinamika apapun yang melibatkan unsur mahasiswa dan kebijakan
atasnya, baik didalam dan diluar kampus. Bukan berarti KAMMI tidak memiliki
ladang amal yang pasca reformasi hilang begitu saja, seakan tidak ada lagi
macan yang akan menerkam. Sehingga lambat laun muncul paradigma dinamika
mahasiswa di beberapa kampus mulai tidak menunjukkan citra positif dalam
demokrasi kemahasiswaan, dan nyata hal itu dekat dengan kita. Untuk itu sikap
tegas dan kemampuan KAMMI membaca arah keinginan publik maupun pemegang
kekuasaan kampus dalam menerjemahkan perjuangan yang perlu penyesuaian atas era
yang berganti dan tanpa melupakan asas perjuangan yang belum tuntas agar dapat mengarahkan
pemerintahan mahasiswa menuju pergerakan yang massif di masa lalu.
KAMMI dan Perjalanannya
Sejalan dengan usia yang semakin
matang dan semakin dikenal publik dengan sepak terjangnya. Izinkan saya
menggambarkan perspektif KAMMI sebagai orang yang sebenar-benarnya belum
mengetahui KAMMI secara mendalam. Dengan perspektif yang dangkal dan semoga
bisa menemukan keberadaan KAMMI dalam Dauroh Marhalah maupun Dauroh tarqiyah
lainnya.
Sejak saya menyadari keberadaan
KAMMI ada sebuah buku tentang perjuangan KAMMI pada saat 1998 yang memberikan
dampak sangat luas dukungan bagi sebuah organisasi yang mampu dengan cepat
menggalang kekuatan yang memberikan efek yang cukup menggetarkan pemerintahan.
Tidak tahu alasan begitu tepatnya momentum KAMMI berdiri sebelum jatuhnya rezim
yang bertahan selama 32 tahun. Melihat dari perspektif visi gerakan KAMMI dilandasi pemahaman akan
realitas bangsa Indonesia dengan berbagai kemajemukannya, sehingga KAMMI akan
bekerja untuk kebaikan dan kemajuan bersama rakyat, bangsa dan tanah air
Indonesia. Visi
ini menunjukkan makna Kesatuan Aksi yang digunakan pada dua kata pertama dari nama
KAMMI kemampuan memahami realitas kemajemukan pemikiran yang berbeda, dengan
gerak yang padu untuk menyatukannya bersama rakyat dengan Mahasiswa Muslim
sebagai agen penggerak terdepan.
Kekuatan inti KAMMI adalah
kalangan mahasiswa pada berbagai stratanya yang memiliki komitmen perjuangan keislaman
dan kebangsaan yang jelas dan benar, dari potongan visi pemilihan nama yang
menunjukkan legitimasi KAMMI sebagai penghimpun agen-agen perubahan yang
memiliki komposisi kepakaran yang mampu memberikan kontribusi di tingkat
kepahaman gerak di masing strata-strata pendidikannya. Serta dengan
mengedapankan nilai keislaman dan kebangsaan sebagai bukti komitmen sejatinya.
KAMMI
pada saat berdirinya mungkin berada ditengah-tengah organisasi yang lebih
dahulu muncul, tetapi tidak menghalangi KAMMI dalam mengambil peran penting
dalam era reformasi. Dengan kekuatan moral yang diemban dalam memotori gerakan
para aktivis dakwah dengan jatuhnya nilai-nilai kebangsaan dan negarawan yang
sejatinya memimpin bangsa ini.
Perjalanan
KAMMI mengawal sejak sebelum turunnya Soeharto hingga mengamankan hasil dari
Sidang Istimewa yang memberikan sebuah pencerahan bagi publik dan
berturut-turut hingga terselenggaranya Pemilu 1999 sebagai bentuk demokrasi
kepartaian yang dimaknai secara terbuka dan semakin terasa dengan partisipasi partai
politik pada masa itu. Hingga pada awal dari era Abdurrahman Wahid sebagai
Presiden, KAMMI tetap mengambil peranan dalam bagian dari buffer politik yang saat itu cukup kondusif. Pada saat itu dengan
lahirnya poros tengah sebagai proses eksistensi yang sudah lama bagi para
pemimpin islam dalam menyatukan arah perjuangan ini, dengan komposisi
kepemimpinan yang cukup didominasi tokoh pengusung reformasi.
Seiring
dengan perjalanan kepemimpinan Gus Dur yang kontroversial mengembalikan sikap kritis
para Mahasiswa yang belum luntur berturut-turut hingga jatuhlah talak bagi Gus Dur, hingga Megawati Soekarnoputri
yang naik meggantikan. Cerita panjang ini menorehkan catatan pribadi bagi KAMMI
yang makin meluas dan memperkuat diri di pusat maupun daerah. KAMMI telah
menunjukkan kemampuan adaptif dan revolusionernya dalam mengemban Gerakan
berbasis moral, intelektual yang secara substansi digerakkan rasio-rasio
pemikir bukan egoisitas dalam aksinya.
KAMMI
hari ini, Siap Bertransformasi
Sejarah telah menentukan KAMMI harus
dan berperan menajdi pelopor kebangkitan bangsa dengan menjadi pemimpin Negara
dan membentuk masyarakat yang madani. Sebagai rekonstruksi kearah sana KAMMI
harus dapat menentukan agenda-agenda perbaikan dan perubahan yang secepatnya
tanpa menunggu momentumnya.
Membangun jejaring strategis dan
sinergis adalah sebagai bentuk langkah lanjut rekonstruksi dari tahap awal yang
telah dibangun. KAMMI harus mampu membangun fungsi-fungsi tawar kepada pemegang
kebijakan yang berbobot dengan usaha-usaha mengimplementasi misi transformasi
dan misi korektif dengan pendekatan kerja berupa kemampuan transformasi dengan
gerakan penyadaran sosial-politik, penularan gagasan moral bangsa dan hak-hak
asasi manusia alam islam yang dapat membangun peradaban bangsa. Kemudian KAMMI
mengusung misi korektif yang mengedepankan pada berbagai kebijakan atau sikap
yang menentukan hajat orang banyak.
Secara eksternal, KAMMI harus mampu
membina hubungan, membangun konsolidasi jejaring lintas gerakan. Secara utuh
KAMMI membutuhkan SDM yang matang secara pemahaman, keilmuan dan kekokohan
emosional dan semangatnya. Kemampuan kader KAMMI membuka ruang dengan tidak
terpaku pada satu posisi akan mendukung peran KAMMI terhadap publik secara
luas, pengenalan ideologi, penyebaran ideologi dan mengaktualisasikannya.
Saat ini, gerakan intelektual
dijadikan sebuah alasan besar bagi sebagian besar mahasiswa hingga para aktivis
dakwah enggan menyebut dirinya dan mau terlibat dirinya dalam pergerakan yang
lebih komprehensif. Karena pada dasarnya gerakan mahasiswa merupakan gerakan
intelektual, gerakan moral, gerakan sosial, gerakan politik, gerakan massa,
jadi harus seimbang dalam proporsi masing-masing karakter tersebut.
Kemampuan gerak Mahasiswa tercermin
dengan mampu membawa substansi Intelektualitas dalam karakter bergerak dengan
rasio yang tercermin sebagai pemikir bukan rasio egoisitas yang dominan.
Sehingga dalam kerjanya selalu perorientasi dalam pendekatan kerja bukan pendekatan
berbasis pembenaran ego, dengan tujuan memberika solusi-solusi untuk perbaikan
bangsa. Namun saat ini, gerakan intelektual dijadikan mainstream yang mengesampingkan karakter gerakan lain.
KAMMI di Kampus Airlangga
Situasi saat ini KAMMI Airlangga
pasca Musyawarah Komisariat beberapa waktu lalu, dengan suksesi yang ditandai
pergantian kepemimpinan sebagai bentuk perubahan arah gerak KAMMI dan Unair
dalam satu tahun kedepan. Merefleksi setahun kemarin hingga pada hari ini
dengan keinginan mengintegrasikan kembali KAMMI dan Kampus. Berkaca dari awal
dilahirkannya KAMMI dan Kampus adalah satu kesatuan. Tetapi seiring
perjalannya, LDK cenderung terlihat melepas diri dari agenda-agenda Dakwah
Kampus yang berada diluar dengan padatnya agenda-agenda syiar di kampus. Tetapi
hal itu semua tidak mutlak, faktor penentu utama adalah KAMMI sendiri yang tidak
dapat melibatkan diri secara eksis di Kampus dan cenderung menjaga interaksi
sebagai status yang disandang sebagai Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus
(ORMEK). Dari latar belakang dinamika yang terjadi sehingga tidak banyak kader
KAMMI yang menyatakan dirinya secara terbuka ketika ORMEK lain dengan
nyata-nyata mewakili kelompoknya.
Peran keterbukaan terhadap pemahaman
integrasi antara KAMMI dan siyasi kampus belum terlihat mulus, terutama beberapa
fakultas yang secara dinamika pergerakannya tidak memiliki aktualisasi yang banyak
dalam hal politik kampus seperti FKG, harus disadari mulai dari hari ini sangat
penting untuk memiliki seorang kader dengan karakter yang ditempa sebagai kader
KAMMI. BEM FKG dan Persatuan Senat Mahasiwa Kedokteran Gigi Indonesia dengan keadaan
dinamika saat ini yang berkembang harus mampu memiliki pola pikir yang siap
bersinggungan dengan lintas konsep-konsep berpikir dari gerakan maupun mainstream yang berbeda-beda.
Dinamika saat ini, adalah bagaimana
kader-kader KAMMI dengan keterbatasan dari peran ormawa, seharusnya memiliki tanggung
jawab dalam penyelesaian krisis kepemimpinan mahasiswa, hingga saat ini berujung
pada ketidakpastian dan pihak Rektorat justru semakin masuk ke ranah-ranah yang
seharusnya tidak demikian dilakukan, seperti dalam Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No 155/U/1999 tentang Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi pada Pasal 6 berbunyi, “Derajat kebebasan dan mekanisme tanggung jawab organisasi kemahasiswaan
intra perguruan tinggi terhadap perguruan tinggi ditetapkan melalui kesepakatan antara mahasiswa dengan
pimpinan perguruan tinggi dengan tetap berpedoman bahwa pimpinan perguruan
tinggi merupakan penanggungjawab segala kegiatan di perguruan tinggi
dan/atau yang mengatasnamakan perguruan tinggi”. Hal ini sangat tidak menguntungkan
karena demi pengamanan pergerakan mahasiswa, kampus punya ranah-ranah untuk aktivitas
organisasi mahasiswa tetap terpantau,. Kekhawatiran itu apakah mungkin
bisa ditepis dengan acuan setiap dari
personal Aktivis Dakwah Kampus memiliki kompetensi siyasinya secara kuat dalam
geraknya di Kampus. KAMMI diharapkan sebagai wadah yang saat ini dapat
menyiapkan agenda rekonstruksi secara menyeluruh dan berperan dalam
penyelamatan status Ormawa di tingkat Universitas Airlangga.
Wallahu
‘alam bis showab